Saya masih ingat pertama kali mencoba untuk menggunakan storytelling bisnis dalam video promosi. Waktu itu, kami di kantor sedang mencoba untuk menghidupkan brand yang sudah mulai agak tenggelam. Saya tahu kalau sekadar memamerkan produk dalam video saja tidak akan cukup untuk menarik perhatian audiens. Namun, bagaimana caranya membuat cerita yang benar-benar bisa membuat audiens merasa terhubung, tanpa terdengar seperti iklan yang memaksa?
Itu dia tantangannya. Video promosi yang hanya berfokus pada fitur produk bisa sangat membosankan, kan? Kita semua pernah melihat video dengan tagline yang berlebihan dan pesan yang terasa “terlalu jualan”. Nah, storytelling bisnis dalam video adalah cara yang jauh lebih efektif untuk berbicara dengan audiens—tetapi dengan cara yang tidak terlalu menggurui atau terasa seperti iklan keras.
Kenapa Storytelling Bisnis Itu Penting?

Pertama-tama, kita harus paham dulu, mengapa storytelling bisnis bisa jadi senjata ampuh. Saat orang menonton video, mereka tidak hanya melihat gambar dan mendengar suara. Mereka merasakan emosi. Mereka ingin merasa terhubung. Mereka ingin merasa seperti bagian dari cerita itu. Jadi, cerita yang kita sampaikan harus bisa menyentuh hati audiens, membuat mereka merasa “Oh, itu gue banget!”
Jadi, storytelling bisnis yang baik dalam video nggak cuma ngomongin produk, tapi lebih kepada bagaimana produk itu bisa mengubah hidup atau memberikan solusi. Misalnya, kalau kamu jual software yang bisa meningkatkan produktivitas, jangan cuma kasih tahu “Oh, ini software yang super canggih.” Coba buat cerita tentang bagaimana seseorang, mungkin seperti audiens kamu, struggling dengan banyak tugas, dan bagaimana software itu akhirnya membuat hidupnya lebih mudah.
Langkah-langkah Membuat Video Storytelling yang Menarik

- Kenali Audiensmu Langkah pertama adalah mengenal audiens dengan baik. Sebelum bikin cerita, kamu harus tahu siapa yang akan menonton. Apakah mereka mencari solusi untuk masalah tertentu? Apa yang membuat mereka cemas atau apa yang mereka impikan? Misalnya, kamu jual produk kecantikan, pasti audiensmu lebih tertarik dengan bagaimana produkmu bisa membuat mereka merasa lebih percaya diri, bukan sekadar “membuat wajah lebih cerah”. Gali lebih dalam.
- Buat Struktur Cerita yang Jelas Video yang bagus itu punya alur yang jelas—mulai dari masalah yang dihadapi, bagaimana produk atau layanan kita hadir untuk menyelesaikan masalah itu, dan akhirnya bagaimana hidup si karakter jadi lebih baik berkat produk atau layanan yang kita tawarkan. Ini adalah bentuk cerita yang paling sederhana, tapi tetap powerful. Ingat, cerita nggak harus panjang, tapi harus terhubung dengan audiens.
- Gunakan Visual yang Menggugah Visual dalam video sangat penting! Kadang, saya sering ketemu klien yang pengin video yang terlalu fokus dengan grafik atau animasi canggih. Tapi, dalam storytelling bisnis, visual harus mendukung cerita. Jadi, pastikan gambar dan video yang kamu gunakan mendukung pesan yang ingin kamu sampaikan. Misalnya, kalau kamu ingin menunjukkan transformasi, tunjukkan visual perbedaan sebelum dan setelah penggunaan produk. Jangan ragu untuk mengundang emosi!
- Jaga Durasi Video Jangan terlalu panjang. Kita hidup di dunia yang serba cepat, dan audiens nggak punya banyak waktu. Jadi, pastikan cerita yang kamu buat cukup singkat, padat, tapi tetap menyentuh inti masalah. Biasanya, video storytelling yang baik nggak lebih dari 1-2 menit. Jika lebih panjang, kamu akan kehilangan perhatian audiens.
- Call-to-Action yang Natural Jangan lupa untuk menyelipkan call-to-action di akhir video. Tapi ingat, jangan terdengar seperti paksaan! Berikan mereka alasan kenapa mereka harus melanjutkan interaksi dengan brand kamu—apakah itu mengunjungi website atau mencoba produk. Bisa juga ajakan untuk follow akun media sosial atau subscribe.
Kesalahan yang Perlu Dihindari

Nah, meskipun storytelling ini powerful, ada beberapa kesalahan umum yang sering terjadi. Yang pertama adalah terlalu fokus pada produk. Ingat, audiens nggak peduli dengan fitur produk yang terlalu teknis. Mereka ingin tahu bagaimana produk itu bisa membantu mereka. Jadi, jangan hanya ceritakan tentang keunggulan produk.
Kesalahan lain adalah cerita yang terlalu kompleks. Terkadang, saya melihat brand mencoba untuk membuat cerita yang terlalu rumit dengan banyak twist yang justru bikin audiens bingung. Simple itu lebih powerful!
Final Words: Jangan Takut Untuk Bereksperimen

Pada akhirnya, storytelling bisnis lewat video itu bukan hanya soal teknik, tapi soal mencoba untuk benar-benar menghubungkan audiens dengan brand kamu. Jangan takut untuk bereksperimen dengan berbagai format atau gaya. Ingat, audiens ingin merasa terhubung, dan cerita yang baik adalah cara terbaik untuk membuat mereka merasa itu. Jadi, siap untuk coba membuat video yang nggak cuma menjual produk, tapi juga menjual cerita?